Orkes Silampukau

Orkes Silampukau adalah kawanan kepodang, salah satu biduan kondang dari alam raya; adalah formasi baru kelanjutan dari duo Silampukau. Diresmikan seiring dirilisnya album Stambul Arkipelagia Vol. 1, Orkes Silampukau menyanyikan lagu-lagu baru dan membawakan rendisi kiwari dari lagu-lagu Silampukau secara lebih meriah.

Gambar sampul oleh Redi Murti

Selayang Pandang Stambul Arkipelagia Vol. 2

Para pendengar tersayang,

Album pendek ini adalah bagian kedua dari album yang memuat rendisi lagu-lagu populer dari sebuah negara-bangsa bernama Arkipelagia: sebuah negeri maritim penuh marabahaya yang membentang di suatu tempat di sepanjang lingkar tropis, yang menjadi perwujudan terburuk dari distopia peradaban manusia, yang terletak di masalalu dan masadepan yang jauh secara bersamaan; yang senantiasa berada di ambang kenyataan dan khayalan.

Bagian kedua ini berisi sebuah ingatan pedih akan prahara dahsyat tak terperi dari sejarah kelam bangsa yang disamarkan sebagai lagu cinta yang menceritakan blitzkrieg dari kenangan suatu hubungan yang telah kandas; volkslieder kuno tentang semesta-semesta kecil yang menghilang satu per satu; musik rave tua yang iramanya dipenuhi dentuman teror dan denting-denting kecemasan; sebuah senandika neurotik tentang strategi umum bertahan hidup dari penghuni Jurang Kemiskinan; dan satu senandung kecil yang merutuki kehidupan dengan lirih, dingin, dan sunyi.

Bagian ketiga, yang akan menjadi bagian terakhir dari Stambul Arkipelagia, sudah mulai disusun dan diharapkan bisa dirilis selambat-lambatnya di kuartal awal tahun depan. Besar harapan kami agar karya ini dapat dinikmati sedalam-dalamnya sebagai sebuah fiksi, sebagai pakansi singkat kala kenyataan demikian mengimpit, sebagai lantunan kala hari-hari terasa kian muskil, kian sulit.

Selamat menikmati album pendek ini, dan selamat menyelami Arkipelagia.

Sepenuh cinta kami,

—Orkes Silampukau—

Track List
  1. Blues Bunga Api (Dan Maut Kian Benderang)
  2. Gerimis Malam Kemarau
  3. Sentrapolis
  4. Jurang Kemiskinan 2: Saga Khatulistiwa
  5. Masuk Angin

05:08
04:30
03:14
03:37
03:15

Credits:

All song is written by Kharis Junandharu

Produced by Moso’iki Records and Stoopa Music

Drums are recorded at Trek House, piano is recorded at Studio Prapen, violin and cello are recorded at Studio rekamkamar, and other instruments are recorded at Moso’iki Studio.

Instruments:

Guitars, Pianica, & Vocal: Kharis Junandharu
Vocal: E.D. Priagusta (Track 2)
Contra Bass: Rhesa Filbert
Piano: Ariefin “Mr. Piano Man”
Drums & Washboard (Track 3): Prasimansyah (Prasetyo Imansyah)
Trumpet: Rio Sidik (Track 1)
Violin: Dika Chasmala (Track 3)
Cello: Billy Aryo Nugroho (Track 5)
Electric Guitar, Sound Effects, Synthesizer, & Sound Design: Tommy Respati

Audio Editing by Rhesa Filbert
Mixed by Tommy Respati
Mastered by Barry Junius (Studio Prapen)

Cover painting, graphic design, & illustration by Redi Murti

Credits:

All song is written by Kharis Junandharu

Produced by Moso’iki Records and Stoopa Music

Drums are recorded at Trek House, piano is recorded at Studio Prapen, violin and cello are recorded at Studio rekamkamar, and other instruments are recorded at Moso’iki Studio.

Instruments:

Guitars, Pianica, & Vocal: Kharis Junandharu
Vocal: E.D. Priagusta (Track 2)
Contra Bass: Rhesa Filbert
Piano: Ariefin “Mr. Piano Man”
Drums & Washboard (Track 3): Prasimansyah (Prasetyo Imansyah)
Trumpet: Rio Sidik (Track 1)
Violin: Dika Chasmala (Track 3)
Cello: Billy Aryo Nugroho (Track 5)
Electric Guitar, Sound Effects, Synthesizer, & Sound Design: Tommy Respati

Audio Editing by Rhesa Filbert
Mixed by Tommy Respati
Mastered by Barry Junius (Studio Prapen)

Cover painting, graphic design, & illustration by Redi Murti

Lantun Mustahil

Lantun Mustahil ditulis oleh Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu. Sebagai penduduk pesisir, mereka beranggapan bahwa repertoire lagu-lagu domestik bertema kehidupan maritim terhitung sangat sedikit bagi republik kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Laut menjadi semacam halaman belakang yang terlupakan di lagu-lagu Indonesia.

Dendang Sangsi

Sebab, sepertinya memang benar: dangdut adalah salah satu mekanisme bertahan hidup bagi banyak dari kita. Seluruh permasalahan pelik kehidupan, seluruh problem yang mustahil dipecahkan sekali pun, bisa tertanggungkan sementara kita berjoget. Bukan untuk melupakan permasalahan, sama sekali bukan. Sekedar meringankan kecemasan. Sebutir analgesik bagi hidup yang celaka.

JADWAL

Senada Seirama Fest

5 Juli 2025

Surabaya

Greenlane Festival

7 Oktober 2023

Jatinangor