Silampukau adalah kepodang, salah satu biduan kondang dari alam raya; adalah cara orang-orang Melayu lampau memanggilnya; adalah duo Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening yang berasal dari Surabaya. Dibentuk pada akhir 2009, Silampukau berusaha menyanyikan mimpi, protes, perjuangan, semangat, dan geliat banal kehidupan urban dalam iringan instrumen akustik seadanya. Lagu-lagu sederhana tentang orang-orang sederhana dalam momen-momen sederhana mereka.
Lantun Mustahil
Lantun Mustahil ditulis oleh Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu. Sebagai penduduk pesisir, mereka beranggapan bahwa repertoire lagu-lagu domestik bertema kehidupan maritim terhitung sangat sedikit bagi republik kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Laut menjadi semacam halaman belakang yang terlupakan di lagu-lagu Indonesia.
18 Agustus 2016, Gedung Pertunjukan Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya.
Syahdan, kaset ini dicetak secara sangat terbatas saat Silampukau live tandang ke Malaysia pada tahun 2019 oleh Bright Lights Production dari negeri jiran. (selengkapnya...)
Previous slide
Next slide
Dendang Sangsi
Sebab, sepertinya memang benar: dangdut adalah salah satu mekanisme bertahan hidup bagi banyak dari kita. Seluruh permasalahan pelik kehidupan, seluruh problem yang mustahil dipecahkan sekali pun, bisa tertanggungkan sementara kita berjoget. Bukan untuk melupakan permasalahan, sama sekali bukan. Sekedar meringankan kecemasan. Sebutir analgesik bagi hidup yang celaka.